RATING SCALE
Rating Scale
Rating scale merupakan hasil observasi yang dicatat
oleh observer tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat yang
disebutkan dalam skala itu. Skala ini berupa penilaian guru tentang perilaku
anak pada salah satu aspek tertentu. Rating scale dapat berupa seperangkat
pertanyaan tentang karakteristik atau kualitas aspek tertentu yang diukur.
Beberapa jenis rating scale, antara lain: numerical
rating scale, descriptive graphic rating scale, ranking methods rating scale,
comparative rating scale, dan paired comparasion rating scale.
1. Numerical Rating Scale
Jenis ini merupakan rating scale yang paling sederhana
bentuk pengadministrasiannya. Bentuk ini terdiri dari pernyataan tentang suatu
karakteristik tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti oleh angka yang
menunjukan kualitas.
Contoh:
Petunjuk: nyatakanlah tingkatan ini dari setiap
pernyataan dengan melingkari salah satu angka yang ada di depan pernyataan
tersebut. Angka-angka tersebut menunjukan arti:
1 = tidak memuaskan
2= di bawah rata-rata
3 = rata-rata
4 = di atas rata-rata
5 = sempurna
1
|
partisipasi dalam keberhassilan kelas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2
|
Hubungan anak dengan kelompoknya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3
|
Partisipasi dalam diskusi kelas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Pengembangan numeric rating scale hendaknya mempertahankan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Jumlah pertanyaan atau pernyataan harus terbatas,
tetapi tetap dapat menggambarkan keseluruhan yang diukur.
b.
Angka untuk perangkat rating scale harus mempunyai
arti sama.
c.
Jumlah kategori angka agar bermakna, artinya jangan
terlalu rinci tetapi juga jangan hanya dua kategori (dua kategori dipakai chek
list).
d.
Pertanyaan atau pernyataan hanya mengukur satu
karakteristik.
e.
Jika akan mengukur prosedur, hendaknya pertanyaan atau
pernyataan disusun secara urut berdasarkan urutan pelaksanaan prosedur.
f.
Bila akan mengukur hasil, maka komponen rating scale
disusun menurut urutan dari yang mudah diamati ke yang sulit untuk diamati.
Berikut contoh rating scale untuk mengukur kemampuan
menulis murid kelas satu SD. Rating scale digunakan untuk mengukur prosedur dan
hasil tulisan tangan siswa.
No.
|
Aspek yang diukur
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Cara memegang pensil
Posisi duduk saat menulis
Posisi tangan di atas kertas
Letak kertas yang akan di tulis
Jarak mata dari kertas
|
|
|
|
|
|
6.
7.
8.
9.
|
Bentuk huruf
Kejelasan tulisan
Keindahan tulisan
Kebenaran tulisan
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
1 = tidak memuaskan
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sempurna
2. Graphic Rating Scale
Rating scale jenis ini hamper sama dengan numerical
rating scale, hanya dalam graphic rating scale yang digunakan bukan angka
sebagai tanda deskripsi tingkah laku atau hasil tugas. Pengukuran karakteristik
ini dilakukan dengan member tanda pada suatu kontinum grafis.
Rating scale ini sesuai unruk mendeskripsikan profil
suatu kegiatan, prosedur, atau hasil dari kegiatan.
|
|
Contoh:
a.
Akvivitas siswa dalam
mengikuti diskusikelompok
b.
Kemampuan murid dalam
mengemukakan pendapat
c.
|
|
Bagaimana keruntutan
Penalaran pola berpikir murid
d.
|
|
Kemampuan menyanggah
Pendapat teman
e.
|
|
Kemampuan
mendukung
Pendapat teman
f.
|
|
Kemampuan
menarik
Kesimpulan
g.
|
Sikap terhadap
pendapat
Orang
Melalui grafik kontinum kita dapat mengetahui secar
akurat kemampuan masing-masing siswa, sehingga profil siswa secara keseluruhan
dapat diketahui.
3. Rangking Methods Rating Scale
Terdapat dua macam cara menyusun rangking, yaitu:
a.
Menyusun rangking kedudukan rangking kedudukan siswa
suatu kelas dalam aspek tertentu atau keseluruhan aspek belajar.
b.
Memeriksa kemampuan murid untuk mementukan kedudukan
relative suatu komponen dalam suatu prosedur tertentu.
Menyusun rangking sebaiknya dilakukan secara simultan
dan disusun dalam satu garis kontinum dari rangkaing tertinggi atau terendah
seterusnya bergerak ke titik tengah. Kesukaran akan dialami ketika berada
ditengah-tengah.
Contoh:
Tentukan kedududkan relative murid dalam kelas dengan
cara member nomor.Nomor satu berarti rangking 1 dan seterusnya.
Nama Murid
|
Rangking
|
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
Dst……………………………………
|
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
………………………………….
|
Untuk menghindari subjektivitas dapat dibuat table
spesifikasi kemampuan tiap aspek, misalnya:
Petunjuk: Tentukan kedududkan relative murid dalam
kelas dalam setiap aspek dengan cara member angka. Nomor satu berarti rangking
1 dan seterusnya.
Nama
|
Kecepatan
|
Ketepatan
|
Ucapan
|
Pengertian
|
Jumlah
|
Adam
Bella
Chaca
Dara
Elok
Fembri
Galih
|
|
|
|
|
|
4.
Comparative Rating scale
Rating scale
jenis ini
berupa pembuatan kriteria atau alat pembanding. Misalnya: standarisasi
perkembangan menggambar berdasar perkembangan murid, sehingga pertama harus
ditentukan contoh gambar sesuai perkembangan usia murid dengan cara memilih
hasil gambar tertentu sebagai kriteria yang digunakan sebagai pembanding bagi
hasil menggambar murid. Caranya dengan membandingkan hasil menggambar murid
dengan kriteria, sehingga guru mengetahui hasil menggambar murid manakah yang
mirip atau mendekati gambar contoh (yang digunakan sebagai kriteria).
Kelemahan yang
sulit dihindari dengan cara ini adalah menentukan kriteria yang akan digunakan
sebagai pembanding. Karena kesulitan tersebut perlu dilakukan penelitian yang seksama, hal ini sulit
dilakukan guru SD. Cara yang termudah adalah melakukan analisis hasil kerja
murid dalam jangka waktu lama, kemudian dipilih dan disusun dalam bentuk skala.
5.
Paired Comparison Rating Scale
Jenis ini
dilakukan dengan cara membandingkan hasil kerja seorang murid dengan hasil
kerja murid lainnya. Setiap hasil kerja atau tugas dilakukan pembandingan
secara pemasangan, sehingga hasil perbandingan dapat diketahui hasil kerja
manakah yang paling baik dan paling kurang.
Setiap
membandingkan dua murid ditentukan hasil manakah yang lebih baik. Melalui cara
ini pada akhir pembandingan diperoleh informasi lengkap tentang kedudukan murid
diperbandingkan
dengan teman satu kelas.
Contoh: Paired Comparison Rating Scale tentang
hasil anyaman murid kelas III SD
NAMA
|
ADI
|
BUDI
|
CICI
|
DIDI
|
EFI
|
FERI
|
Jml.
|
ADI
|
X
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
3
|
BUDI
|
0
|
X
|
|
|
|
|
|
CICI
|
1
|
|
X
|
|
|
|
|
DIDI
|
0
|
|
|
X
|
|
|
|
EFI
|
0
|
|
|
|
X
|
|
|
FERI
|
1
|
|
|
|
|
X
|
|
Pelaksanaan perbandingan hasil karya
sastra/kerja secara berpasangan. Bila tulisan lebih baik diberi skor 1 dan
lebih jelek diberi skor 0 yang dilakukan satu siswa dengan seluruh kelas,
kemudian hasil akhir dijumlah. Jumlah akan menunjukkan kedudukan murid
dibandingkan dengan seluruh siswa di kelasnya.
Pengukuran
dengan jenis ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) hasil rating
lebih objektif karena pembandingan dilakukan secara berpasangan, sehingga mudah
memberikan keputusan murid mana lebih baik dibanding pasangan pembandingnya, (2) baik untuk
membandingkan hasil kerja atau kegiatan tetapi kurang tepat bentuk prosedur
kerja, (3) tanpa menggunakan kriteria secara rinci. Dari kesan umum sudah dapat
digunakan bahan pembandingan, (4) memudahkan guru untuk melakukan pembandingan,
karena tidak diperlukan adanya kriteria ketat.
Pengukuran
dengan cara ini juga memiliki kelemahan, antara lain: (1) alat itu sendiri. Hal
itu disebabkan hal yang diukur tidak didefinisikan secara jelas dan juga tidak menggunakan istilah umum yang berlaku,
sehingga sering orang tidak tahu bagian manakah yang harus diamati, (2)
kesalahan dari pengamat karena pengaruh “halo effect” , yaitu kesalahan
bersumber dari generalisasi satu aspek pengamatan ke aspek lain (anak yang
pandai Matematika cenderung memberi skor tinggi pada bidang lain), “severity
effect”, yaitu kecenderungan memberi skor rendah kepada orang yang diamati, hal
ini terjadi karena guru menganggap murid tidak mungkin melebihi guru. Kesalahan
juga ddapat disebabkan karena tidak digunakannya kriteria yang baku untuk
memberi skor. Centrel tendency error, yaitu kesalahan disebabkan kriteria yang
tidak baik, karena takut salah guru sering memberi angka aman (misalnya memberi
skor 6,7,8). Logical error adalah kesalahan karena penggunaan logika atau
pengetahuan yang telah dimiliki. Seseorang membaca hasil tulisan murid yang
runtut, maka secara logis kita mengasumsikan murid memiliki alur berpikir yang
baik, karena itu pemberian skor tidak didasarkan pengamatan tetapi berdasar
logika, (3) kesalahan lain adalah hakikat unsur atau karakter yang dinilai
tidak mudah untuk diamati.
Untuk mengetahui
kelemahan tersebut disarankan untuk menyusun rating scale dengan memperhatikan: (1) merumuskan secara
spesifik trait yang akan diukur sehingga dapat diamati lebih rinci, (2) hanya
mengukur hal yang bermakna dalam belajar, (3) gunakan istilah yang jelas, (4)
gunakan istilah yang tidak kabur, misalnya: “sangat baik sekali” bersifat kabur
gunakan “baik” saja, (5) pengadministrasian harus mengenal terlebih dahulu
unsur atau orang yang dinilai, (6) dimensi tunggal, jangan sampai satu komponen
mengandung dua hal sekaligus, (7) pelaksana tak perlu menginterpretasi, untuk
itu seluruh petunjuk harus jelas.
Rating scale dapat digunakan untuk
tujuan pengajaran serta penilaian, karena Skala rating membantu siswa untuk memahami sasaran
pembelajaran dan untuk memusatkan perhatian mereka pada aspek-aspek penting
dari kinerja. Kita dapat memberikannya kepada siswa saat mereka mempersiapkan
diri untuk tugas kinerja.Skala rating memberikan umpan balik yang spesifik
kepada seorang mahasiswa mengenai kekuatan dan kelemahan kinerja. Kita
dapat memberikan
skala penilaian kepada siswa setelah kita menggunakannya untuk mengevaluasi kinerja mereka.Siswa tidak
hanya mempelajari standar tetapi mungkin menginternalisasikan mereka. Ini
berarti bahwa mereka akan secara otomatis menerapkan standar untuk pekerjaan
mereka. Untuk mencapai hal ini, kita harus menilai standar atau kriteria yang sama kepada
beberapa tugas khusus kinerja yang berbeda sepanjang tahun. Rating membantu kita
untuk menunjukkan
setiappertumbuhan siswa. Jika kita menyimpan salinan dari peringkat dalam file, maka
kita akan
memiliki catatan untuk membantu kita untuk memantau dan menilai kemajuan masing-masing siswa.
Untuk melakukan ini secara efektif, kita perlu menggunakan skala (atau serupa) rating yang sama di
semua tugas. Yang akan menjamin bahwa informasi yang kita kumpulkan sebanding otentik dan komperhensif.
Anda harus menyadari beberapa kesalahan dapatterjadi
saat kita menggunakan rating scale. Kesalahan terjadi ketika seorang guru cenderung membuat hampir
semua peringkat menjelang akhir skala tinggi, menghindari akhir
skala rendah.
Keparahan kesalahan adalah kebalikan dari kesalahan kelonggaran: seorang guru
cenderung membuat hampir peringkat menjelang akhir skala rendah. kecenderungan
kesalahan Tengah terjadi ketika seorang guru ragu-ragu untuk menggunakan
ekstrem dan menggunakan bagian tengah dari skala saja. Tengah kecenderungan
kesalahan kadang terjadi ketika seorang guru harus membuat kesimpulan yang kuat
tentang seorang mahasiswa (misalnya, sehubungan dengan "kreativitas"
atau "dedikasi") dan, dalam keraguan, guru cenderung untuk menandai
semua orang sebagai "rata-rata." Mungkin Tengah kecenderungan
kesalahan terjadi ketika seorang
guru tidak tahu siswa sangat baik. Kesalahan
yang mengakibatkan kita hanya menggunakan bagian tertentu dari skala penilaian
memiliki dua konsekuensi negatif. Pertama, ketika kita memberikan hanya sangat tinggi, hanya sangat rendah, atau
hanya "tengah" peringkat, kita memperkenalkan pikiran kita pada peringkat bias, sehingga menurunkan validitas mereka untuk menjelaskan
kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas. Kedua, ketika rating tandan kita dan tidak membedakan kinerja satu siswa dari yang lain,
mereka menjadi tidak dapat diandalikan, yang pada gilirannya juga mengurangi validitas skor.
Sebuah Efek Halo terjadi ketika seorang guru memungkinkan kesan umum nya
mahasiswa mempengaruhi bagaimana dia menilai siswa pada dimensi tertentu.
Misalnya, jika Anda memberi siswa peringkat lebih tinggi untuk proyek-nya dari
siswa berhak karena kita "hanya tahu" bahwa mahasiswa adalah
"benar" sangat baik, kita akan melakukan kesalahan efek halo. The "halo"
umum kita di sekitar siswa mempengaruhi kemampuan kita untuk menilai berdiri siswa terhadap kinerja tertentu. (Efek
halo dapat bekerja secara terbalik, tentu saja: kesan umum kita
terhadap
seorang mahasiswa sebagai "tidak terlalu baik" dapat mengarahkan kita untuk menurunkan peringkat pada dimensi yang lebih spesifik
dari siswa berhak.) Salah satu ekspresi dari efek halo dapat terjadi ketika
guru perlu membuat keputusan grading untuk siswa yang hasil penilaian
menempatkan mereka pada mereka di perbatasan antara dua kategori surat kelas:
kesalahannya adalah bahwa orang-orang yang menguntungkan terkesan guru
dipindahkan ke dalam kategori atas: orang yang kurang menguntungkan terkesan guru adalah pindah
ke kategori yang lebih rendah. Personal
Bias terjadi ketika seorang guru memiliki kecenderungan umum untuk
menggunakan stereotip yang tidak tepat atau tidak relevan untuk mendukung satu
kategori mahasiswa di atas yang lain, seperti mendukung anak laki-laki atas
perempuan, kulit putih atas kulit hitam, atau bekerja atas penerima
kesejahteraan keluarga. quirks Seorang guru dan bias pribadi juga dapat
diberikan kepada para siswa dari keluarga tertentu serta masing-masing siswa
guru mungkin tidak menyukai. Sebuah Kesalahan logis terjadi ketika seorang
guru memberikan peringkat yang sama pada dua atau lebih dimensi kinerja yang
guru berpendapat secara logika terkait tetapi yang sebenarnya tidak terkait.
Sebagai contoh, seorang guru mungkin percaya bahwa siswa dengan sangat skor
tinggi pada tes bakat skolastik harus melakukan sangat baik di semua bidang
mata pelajaran. kesalahan logis adalah hasil dari ketidaktahuan guru dan
keyakinan tidak berdasar tentang seberapa kuat prestasi pendidikan pergi
bersama, bukan yang quirks pribadi guru dan bias mengenai individu atau
kelompok siswa. Kendala lain terjadi ketika "orang luar" penilaian
tingkat kinerja, karya siswa sering dinilai oleh orang lain selain guru mereka.
Dalam kasus ini, penilai dilatih dan praktek menggunakan rubrik penilaian
tertentu. Rating Drift terjadi
ketika penilai, yang peringkat awalnya setuju, mulai mendefinisi ulang rubrik
untuk diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya,
penilai tidak lagi menghasilkan peringkat yang setuju, walaupun mereka telah
dilatih di rubrik yang sama. Obat ini adalah untuk memonitor peringkat
dan melatih orang-orang penilai yang tampaknya telah menyimpang / bergeser dari
standar yang telah disepakati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar