Minggu, 11 Januari 2015

PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN GAGNE

PENERAPAN
TEORI PEMBELAJARAN GAGNE


Menurut Gagne ada tiga tahap dalam belajar yaitu
1.    Persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi.
2.    Pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi) digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respond an penguatan
3.    Alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono, 1999:12)

Pemberian aspek belajar
Fase belajar
Acara pembelajaran
Persiapan untuk belajar
1.    Mengarahkan perhatian




2.    Ekspektansi


3.    Retrival (informasi dan keterampilan yang relevanuntuk memori kerja)
Menarik perhatian siswa dengan kejadian yang tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulus.

Memberitahu kepada siswa tentang tujuan belajar.

Merangsang siswa agar mengingat kembali hasil belajar (apa yang telah dipelajari sebelumnya).
Pemerolehan dan unjuk perbuatan
4.    Persepsi selektifatas sifat stimulus

5.    Sandi simantik


6.    Retrival dan respons


7.    Penguatan
Menyiapkan stimulus yang jelas sifatnya.

Memberikan bimbingan belajar.

Memunculkan perbuatan siswa.

Memberikan balikan informative.
Retrival dan alih belajar
8.    Pengisyaratan

9.    Pemberlakuan secara umum
Menilai perbuatan siswa

Meningkatkan retensi dan alih belajar.

Materi:
IPA Kelas IV Semester 2
Peristiwa pembelajaran diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru dengan tujuan untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri siswa. Hakikat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran berbeda-beda, bergantung pada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai sebagai hasil belajar. Kesembilan peristiwa pembelajaran yang ada pada setiap fase belajar dapat diuraikan sebagai berikut.
1.    Mengarahkan perhatian
Kegiatan paling awal dalam pembelajran adalah menarik perhatian siswa agar mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran. Perhatian siswa dapat ditingkatkan dengan memberikan berbagai rangsangan sesuai dengan kondisi yang ada, misalnya dengan perubahan gerak badan (berjalan, mendekati siswa, dan lain-lain), perubahan suara, menggunakan berbagai media belajar yang dapat menarik perhatian dan menunjukan atau menyebutkan contoh-contoh yang ada di dalam kelas atau di luar kelas.
Menarik perhatian siswa dengan kejadian yang tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulus.
Untuk materi Energi Panas, guru memberikan rangsangan dengan cara menggosok-gosokkan telapak tangan sehingga anak akan menirukannya.
“Coba gosok-gosokkan kedua telapak tanganmu! Apa yang kamu rasakan?”.


2.    Memberitahukan tujuan pembelajaran pada siswa
Agar siswa mempuanyai pengharapan dan tujuan selama belajar maka kepada siswa perlu dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran, manfaat materi yang akan dipelajari bagi siswa, dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan tujuan adalah agar siswa dapat menjawab sendiri pertanyaan apakah siswa telah belajar? Apakah materi yang dipelajari telah dikuasai? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri siswa tentang kemampuan dan upaya yang harus dilakukan agar tujuan tercapai.
Kegiatan diawali dengan tanya jawab, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.
“Setelah mempelajari materi pada sub bab ini, kamu diharapkan dapat mendeskripsikan energi panas yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya”
3.    Merangsang ingatan pada materi prasyarat
Bila siswa telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajaran, guru perlu mengingatkan siswa pada materi apa saja yang telah dikuasai sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Dengan pengetahuan awal yang ada pada memori kerjanya diharapkan siswa siap untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari, misalnya dengan mengingatkan siswa pada topik-topik yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk menjelaskanya secara singkat.
Merangsang siswa agar mengingat kembali hasil belajar (apa yang dipelajari sebelumnya).
Upaya merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan dengan cara bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
“Di kelas tiga kita telah belajar mengenai energi dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari. Sekarang, kita akan mempelajari energi panas beserta sifat-sifatnya.”
4.    Menyajikan bahan perangsang
Peristiwa pembelajaran keempat adalah menyajikan bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi yang bersifat kunci. Sebelum itu guru sudah harus menentukan bahan apa yang akan disajikan, apakah berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan jenis kemampuan atau bahan ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa yang akan disajikan sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Misalnya bila akan mengajarkan sikap, pilihlah bahan yang berupa model-model perilaku manusia. Bila akan mengajarkan keterampilan motorik, demonstrasikan contoh bahan keterampilan tersebut dan tunjukan caranya secara tepat.
“Matahari adalah sumber energi panas utama di bumi. Jika tidak ada matahari, maka kehidupan di bumi akan musnah.”
5.    Memberi bimbingan belajar
Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya, bila siswa harus menguasai konsep-konsep kunci, berilah cara mengingat konsep-konsep tersebut misalnya dengan menjelaskan karakterisrik pada setiap konsep. Bila siswa harus menguasai keterampilan tertentu maka bimbinglah dengan cara menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengusai keterampilan tersebut. Dalam hal ini bimbingan belajar harus diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa beserta kesulitan-kesulitanya.
Jika kedua telapak tanganmu digosok-gosokkan, maka akan timbul panas. Panas tersebut timbul akibat gesekan permukaan kedua telapak tanganmu. Energi panas itu menyebabkan kamu merasa lebih hangat. Itulah sebabnya, orang yang kedinginan akan merasa lebih hangat bila kedua telapak tangannya digesekkan.
Kamu akan merasa hangat jika berada di dekat api unggun. Hal ini disebabkan tubuhmu menerima energi panas dari api unggun tersebut. Panas yang berpindah disebut kalor. Api kompor dapat mematangkan makanan karena terdapat energi panas yang berpindah dari api ke makanan.
6.    Menampilkan unjuk kerja
Untuk mengetahi apakah siswa telah mencapai kemampuan yang diharapkan, mintalah mereka untuk menampilkan kemampuanya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru. Misalnya bila ingin mengetahui kemampuan informasi verbal siswa, beri siswa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengukur tingkat penguasaanya atau bila ingin mengetahui keterampilan siswa maka mintalah mereka melakukan suatu tindakan tertentu. Jawaban yang diberikan siswa hendaklah sesuai dengan kemampuan yang diminta dalam tujuan pembelajaran.
a.    Energi panas yang paling utama di bumi berasal dari ....
b.    Energi panas disebut juga ....
c.    Alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas adalah ....
d.   Telapak tangan kita dapat menghasilkan panas jika ….
e.    Energi matahari digunakan oleh tumbuhan hijau untuk melakukan ….
7.    Memberikan umpan balik
Merupakan fase belajar yang terpenting. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, umpan balik diberikan secara informatif dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai siswa. Misalnya, jelaskan jawaban yang sudah lengkap dan yang perlu dilengkapi atau dipelajari kembali oleh siswa dengan cara “sudah baik”, “pelajari kembali”, atau “lengkapi” dan lain-lain.
Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.
a.    Matahari
b.    Kalor
c.    Setrika
d.   Digosok-gosokkan
e.    Fotosintesis
8.    Menilai unjuk kerja
Merupakan peristiwa pembelajaran yang bertujuan untuk menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum. Untuk itu perlu dibuat alat penilaian yang relevan dengan tujuan sehingga dapat untuk mengukur tingkat pencapaian belajar siswa.

9.    Meningkatkan retensi
Peristiwa pembelajaran terakhir yang harus dilakukan oleh guru adalah upaya untuk meningkatkan retensi dan alih belajar. Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar siswanya dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja jika diperlukan.
Menurut Gagne, yang terpenting dalam pembelajaran adalah menciptakan suatu kondisi pembelajaran (eksternal) yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (tidak mudah lupa) dapat diusahakan oleh guru atau siswa sendiri, baik dengan cara mengulangi pelajaran, atau dengan cara membuat “jembatan keledai”. Dengan cara ini materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga mudah diingat.

Tanggapan terhadap Teori Pembelajaran Gagne
Teori Gagne ini pada prisnsipnya mengacu pada teori behavioristik. Sehingga, konsekuensinya teori behavioristik adalah para guru yang menggunakan paradigma behavioristik akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian- bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifat mekanistik & hanya berorientasi pada hasil yang dapat diukur & diamati. Penerapan teori yang salah dalam situasi pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung 1 arah, guru melatih & menentukan apa yang harus dipelajari murid. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari para tokoh behavioristik dianggap metode paling efektif untuk menertibkan siswa.





DAFTAR PUSTAKA


Budi Wahyono dan Setya Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Udin S. Winaputra dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar