PENERAPAN
TEORI PEMBELAJARAN GAGNE
Menurut
Gagne ada tiga tahap dalam belajar yaitu
1. Persiapan untuk belajar dengan melakukan
tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi.
2. Pemerolehan dan unjuk perbuatan
(performansi) digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan
kembali, respond an penguatan
3. Alih belajar yaitu pengisyaratan untuk
membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono, 1999:12)
Pemberian aspek belajar
|
Fase belajar
|
Acara pembelajaran
|
Persiapan untuk belajar
|
1.
Mengarahkan
perhatian
2.
Ekspektansi
3.
Retrival
(informasi dan keterampilan yang relevanuntuk memori kerja)
|
Menarik
perhatian siswa dengan kejadian yang tidak seperti biasanya, pertanyaan atau
perubahan stimulus.
Memberitahu
kepada siswa tentang tujuan belajar.
Merangsang siswa agar mengingat
kembali hasil belajar (apa yang telah dipelajari sebelumnya).
|
Pemerolehan dan unjuk perbuatan
|
4.
Persepsi
selektifatas sifat stimulus
5.
Sandi simantik
6.
Retrival dan
respons
7.
Penguatan
|
Menyiapkan
stimulus yang jelas sifatnya.
Memberikan
bimbingan belajar.
Memunculkan
perbuatan siswa.
Memberikan balikan informative.
|
Retrival dan alih belajar
|
8.
Pengisyaratan
9.
Pemberlakuan
secara umum
|
Menilai
perbuatan siswa
Meningkatkan retensi dan alih
belajar.
|
Materi:
IPA
Kelas IV Semester 2
Peristiwa
pembelajaran diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru
dengan tujuan untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri
siswa. Hakikat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran
berbeda-beda, bergantung pada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai
sebagai hasil belajar. Kesembilan peristiwa pembelajaran yang ada pada setiap
fase belajar dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Mengarahkan perhatian
Kegiatan paling awal dalam pembelajran adalah
menarik perhatian siswa agar mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
pelajaran. Perhatian siswa dapat ditingkatkan dengan memberikan berbagai
rangsangan sesuai dengan kondisi yang ada, misalnya dengan perubahan gerak
badan (berjalan, mendekati siswa, dan lain-lain), perubahan suara, menggunakan
berbagai media belajar yang dapat menarik perhatian dan menunjukan atau
menyebutkan contoh-contoh yang ada di dalam kelas atau di luar kelas.
Menarik perhatian siswa dengan kejadian yang tidak
seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulus.
Untuk
materi Energi Panas, guru memberikan rangsangan dengan cara menggosok-gosokkan
telapak tangan sehingga anak akan menirukannya.
“Coba
gosok-gosokkan kedua telapak tanganmu! Apa yang kamu rasakan?”.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran pada
siswa
Agar siswa mempuanyai pengharapan dan tujuan selama
belajar maka kepada siswa perlu dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai
selama pembelajaran, manfaat materi yang akan dipelajari bagi siswa, dan
tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan
tujuan adalah agar siswa dapat menjawab sendiri pertanyaan apakah siswa telah
belajar? Apakah materi yang dipelajari telah dikuasai? Jawaban atas pertanyaan
tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri siswa tentang kemampuan dan
upaya yang harus dilakukan agar tujuan tercapai.
Kegiatan diawali dengan tanya jawab, untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
“Setelah
mempelajari materi pada sub bab ini, kamu diharapkan dapat mendeskripsikan
energi panas yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya”
3. Merangsang ingatan pada materi prasyarat
Bila siswa telah memiliki perhatian dan pengharapan
yang baik pada pelajaran, guru perlu mengingatkan siswa pada materi apa saja
yang telah dikuasai sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Dengan
pengetahuan awal yang ada pada memori kerjanya diharapkan siswa siap untuk
membuat hubungan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan siswa
pada materi yang telah dipelajari, misalnya dengan mengingatkan siswa pada
topik-topik yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk menjelaskanya secara
singkat.
Merangsang siswa agar mengingat kembali hasil
belajar (apa yang dipelajari sebelumnya).
Upaya
merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan dengan cara
bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
“Di
kelas tiga kita telah belajar mengenai energi dan pengaruhnya terhadap kehidupan
sehari-hari. Sekarang, kita akan mempelajari energi panas beserta
sifat-sifatnya.”
4. Menyajikan bahan perangsang
Peristiwa pembelajaran keempat adalah menyajikan
bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi yang bersifat kunci. Sebelum itu
guru sudah harus menentukan bahan apa yang akan disajikan, apakah berupa
informasi verbal, keterampilan intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan
jenis kemampuan atau bahan ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa yang akan
disajikan sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Misalnya bila akan
mengajarkan sikap, pilihlah bahan yang berupa model-model perilaku manusia.
Bila akan mengajarkan keterampilan motorik, demonstrasikan contoh bahan
keterampilan tersebut dan tunjukan caranya secara tepat.
“Matahari
adalah sumber energi panas utama di bumi. Jika tidak ada matahari, maka
kehidupan di bumi akan musnah.”
5. Memberi bimbingan belajar
Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk
membantu siswa agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan
yang harus dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya, bila siswa harus
menguasai konsep-konsep kunci, berilah cara mengingat konsep-konsep tersebut
misalnya dengan menjelaskan karakterisrik pada setiap konsep. Bila siswa harus
menguasai keterampilan tertentu maka bimbinglah dengan cara menjelaskan
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengusai keterampilan tersebut. Dalam
hal ini bimbingan belajar harus diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
siswa beserta kesulitan-kesulitanya.
Jika kedua telapak tanganmu digosok-gosokkan, maka
akan timbul panas. Panas tersebut timbul akibat gesekan permukaan kedua telapak
tanganmu. Energi panas itu menyebabkan kamu merasa lebih hangat. Itulah
sebabnya, orang yang kedinginan akan merasa lebih hangat bila kedua telapak tangannya
digesekkan.
Kamu
akan merasa hangat jika berada di dekat api unggun. Hal ini disebabkan tubuhmu
menerima energi panas dari api unggun tersebut. Panas yang berpindah disebut
kalor. Api kompor dapat mematangkan makanan karena terdapat energi panas yang
berpindah dari api ke makanan.
6. Menampilkan unjuk kerja
Untuk mengetahi
apakah siswa telah mencapai kemampuan yang diharapkan, mintalah mereka untuk
menampilkan kemampuanya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru.
Misalnya bila ingin mengetahui kemampuan informasi verbal siswa, beri siswa
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengukur tingkat penguasaanya atau bila ingin
mengetahui keterampilan siswa maka mintalah mereka melakukan suatu tindakan
tertentu. Jawaban yang diberikan siswa hendaklah sesuai dengan kemampuan yang
diminta dalam tujuan pembelajaran.
a. Energi panas yang paling utama di bumi berasal
dari ....
b. Energi panas disebut juga ....
c. Alat yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi panas adalah ....
d. Telapak tangan kita dapat menghasilkan
panas jika ….
e. Energi matahari digunakan oleh tumbuhan hijau
untuk melakukan ….
7. Memberikan umpan balik
Merupakan fase belajar yang terpenting. Untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, umpan balik diberikan secara informatif dengan
cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai
siswa. Misalnya, jelaskan jawaban yang sudah lengkap dan yang perlu dilengkapi
atau dipelajari kembali oleh siswa dengan cara “sudah baik”, “pelajari
kembali”, atau “lengkapi” dan lain-lain.
Memberikan
feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil
belajarnya benar atau tidak.
a. Matahari
b. Kalor
c. Setrika
d. Digosok-gosokkan
e. Fotosintesis
8. Menilai unjuk kerja
Merupakan peristiwa pembelajaran yang bertujuan
untuk menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum. Untuk itu perlu
dibuat alat penilaian yang relevan dengan tujuan sehingga dapat untuk mengukur
tingkat pencapaian belajar siswa.
9. Meningkatkan retensi
Peristiwa pembelajaran terakhir yang harus dilakukan
oleh guru adalah upaya untuk meningkatkan retensi dan alih belajar. Guru perlu
memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar siswanya dapat
mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja jika diperlukan.
Menurut Gagne, yang terpenting dalam pembelajaran
adalah menciptakan suatu kondisi pembelajaran (eksternal) yang dirancang untuk
mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari
(tidak mudah lupa) dapat diusahakan oleh guru atau siswa sendiri, baik dengan
cara mengulangi pelajaran, atau dengan cara membuat “jembatan keledai”. Dengan
cara ini materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga mudah diingat.
Tanggapan terhadap Teori Pembelajaran Gagne
Teori
Gagne ini pada prisnsipnya mengacu pada teori behavioristik. Sehingga,
konsekuensinya teori behavioristik adalah para guru yang menggunakan paradigma
behavioristik akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh
oleh guru. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian- bagian kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Hasil yang diharapkan dari
penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang
berpusat pada guru, bersifat mekanistik & hanya berorientasi pada hasil
yang dapat diukur & diamati. Penerapan teori yang salah dalam situasi
pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung 1 arah, guru melatih & menentukan apa yang harus
dipelajari murid. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari para tokoh
behavioristik dianggap metode paling efektif untuk menertibkan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Wahyono dan Setya Nurachmandani. 2008. Ilmu
Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Udin S. Winaputra dkk. Teori Belajar dan
Pembelajaran. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar