STRATEGI PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN PKn
KEDISIPLINAN
Didalam pembelajaran ada dua pihak yang terlibat
langsung yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik.
Pembelajaran yang baik harus memiliki arah dan tujuan. Untuk mencapai arah dan
tujuan ini maka diperlukan strategi untuk memperoleh keberhasilan didalam
pembelajaran. Dalam hal ini akan khusus saya bahas strategi pengorganisasian
pembelajaran PKn dengan tema “Kedisiplinan”. Strategi
pengorganisasian pembelajaran PKn bertujuan agar nantinya dapat dijadikan
sebagai acuan untuk menciptakan pembelajaran PKn yang maksimal dan mampu
menghasilkan peserta didik yang dapat mengerti, memahami, serta mengamalkan
kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
- Pencapaian Konsep
A. Eksposisi
Dalam eksposisi seorang guru dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, sehingga anak tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Misalnya, dalam materi kedisiplinan, maka seorang
guru dapat menjelaskan tentang makna kedisiplinan dan memberikan salah satu contoh sikap yang
mencerminkan kedisiplinan dalam
kehidupan sehari- hari. Hal ini penting karena dengan kita menjelaskan garis
besarnya saja, maka siswa akan mendapat gambaran tentang kedisiplinan yang dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pemikiran bagi siswa, untuk mengembangkan dan
mendapatkan pemahaman yang lebih rinci dan jelas tentang kedisiplinan. Sehingga siswa selalu
terpacu untuk mencari tahu sebagai usaha memenuhi rasa keinginan tahunya.
B. Observasi
Observasi merupakan kegiatan siswa
dalam mengamati sesuatu, dalam hal ini yang siswa amati adalah tentang
kedisiplinan yang terjadi dalam kehidupan sehari- harinya. Kegiatan observasi
yang dilakukan siswa dilaksanakan sesuai dengan penjelasan guru. Observasi dilakukan untuk memberikan
pengalaman kepada siswa. Dalam kegiatan observasi kedisiplinan, siswa dapat melakukan
kegiatan seperti, siswa disuruh mengamati dan mencatat tentang kegiatannya sehari- hari
dirumah, dari
bangun tidur hingga tidur lagi. Kemudian siswa disuruh untuk mencatat jadwal
belajar yang dia lakukan, misalnya tentang jam berapa dia belajar, belajar tentang apa, dan hasil apa
yang dia dapatkan setelah belajar.
Dari pengamatan yang dilakukan siswa
maka siswa akan mendapatkan hasil secara tertulis, sehingga dari hasil yang dia dapatkan maka guru dapat menyuruh siswa
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan dan jadwal belajar yang
sudah mereka tulis. Selain itu siswa juga dapat mengamati kegiatan teman dan
orang lain yang ada disekitarnya, dalam hal kedisiplinan ketika melakukan sesuatu.
C. Fasilitasi
Fasilitasi yang diberikan dapat berupa
pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa. Dalam hal ini guru dapat
memberikan pertanyaaan kepada siswa mengenai kegiatan apa saja yang sudah mereka amati, hasilnya
seperti apa, kemudian guru menanyakan apakah siswa sudah melakukan kegiatan
sesuai hasil yang sudah mereka dapatkan dalam observasi. Sehingga pertanyaan ini
dapat menggugah siswa untuk berpikir. Sehingga siswa akan menemukan permasalahan- permasalahan baru yang
harus mereka selesaikan, misalnya
masalah yang harus mereka pecahkan adalah tentang arti dan peran kedisiplinan dalam
kehidupannya.
D. Analisis
Analisis dapat diisi dengan siswa
disuruh memecahkan permasalahan baru yang mereka temukan dalam fasilitasi.
Sehingga siswa akan terpacu untuk memecahkan masalah ini. Dari kegiatan memecahkan
masalah ini maka siswa akan dapat
mengemukakan hasil observasinya tentang arti kedisiplinan dan seberapa penting
peran kedisiplinan dalam hidupnya.
E. Justifikasi
Dalam justifikasi guru tidak hanya
memberikan pujian kepada siswa, tetapi lebih penting guru dapat meluruskan dan menambahkan hasil dari analisis
yang dilakukan siswa. Sehingga guru dapat menambahkan tentang arti dan peran
kedisiplinan,
kegiatan yang mencerminkan kedisiplinan, serta ciri – ciri orang yang disiplin. Oleh
karena itu, siswa akan mendapatkan pemahaman tentang kedisiplinan yang sebenar-
benarnya.
F. Konseptualisasi
Dalam konseptualisasi guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa, tentang
hubungan antara kedisiplinan dengan kehidupan sehari – hari, misalnya apa saja manfaat yang siswa dapatkan ketika disiplin.
Selain itu, guru juga dapat
memberikan tentang pertanyaan yang dulu sudah pernah guru tanyakan dalam
fasilitasi. Pertanyaanya yaitu arti dan peran kedisiplinan dalam kehidupan
siswa. Karena dalam konseptualisasi pada kenyataannya, guru menggugah dan
membangkitkan kembali ingatan siswa, tentang materi kedisiplinan yang sudah
dipelajari oleh siswa. Dalam konseptualisasi berisi dengan endapan pengetahuan.
Oleh karena itu,
guru harus menggali dan membuka kembali ingatan siswa.
Sehingga dari pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa, maka siswa dapat
menemukan jawaban antara kegiatan dan
kedisplinan yang harus mereka terapkan dalam kehidupan
sehari – hari. Kegiatan ini harus selalu memiliki kesesuaian atau tidak menyimpang dari tema awal, yaitu kegiatan yang dilakukan siswa
harus mencerminkan kedisiplinan. Sehingga materi yang
didapatakan siswa akan lebih berharga karena bisa diterapkan dalam kegiatan dan kehidupan sehari –
hari.
- Klarifikasi Nilai
- Konsep dan Nilai
Untuk membangun konsep yang baik maka
guru dapat memberikan permasalahan kepada siswa. Permasalahan ini dapat berupa
kegiatan yang dilakukan siswa maupun orang lain, sehingga siswa dapat menilai
dirinya dan orang lain sudah disiplin atau belum disiplin. Guru juga dapat memberikan
penilaian melalui tes tertulis maupun dari kegiatan yang dilakukan siswa
disekolah. Tes tertulis dapat berupa soal objektif dan soal esay. Sedangkan guru
menilai kegiatan siswa maka hal yang dapat dinilai antara lain, kedisiplinan
siswa ketika
masuk sekolah ( terlambat atau tepat waktu ), kedisiplinan siswa dalam mengerjakan
dan mengumpulkan tugas, serta kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah.
- Membuat Opini
Siswa dapat menyampaikan pendapatnya
tentang hal kedisiplinann yang mereka
lakukan dan orang lain lakukan yang sudah mereka amati. Sehingga dia dapat
mengatakan jika saya atau si A sudah disiplin, karena sudah dapat melakukan kegiatan dalam waktu
yang tepat dan tidak membuang – buang waktu, ataupun juga belum disiplin karena masih sering
terlambat dan banyak membuang waktu untuk
hal yang tidak bermanfaat.
- Membuat Keputusan
Setelah siswa menyampaikan pendapat
guru kembali membenarkan atau menambahkan dari pendapat siswa. Sehingga siswa
akan mantap dan mampu membuat keputusan yang maksimal dalam kegiatan yang harus
mereka lakukan agar mereka disiplin. Karena dengan disiplin semua kegiatan akan
berjalan tepat pada sasaran dan siswa dapat memanfaatkan waktu secara baik. Dan
yang lebih penting siswa akan dapat menentukan setiap orang yang mereka lihat
sudah disiplin atau belum, dan orang itu pantas untuk dicontoh atau tidak dicontoh dalam hal
kedisiplinan. Sehingga siswa akan membangun dirinya selalu disiplin baik dalam
hal disiplin terhadap waktu, disiplin dalam beribadah maupun disiplin dalam
beristirahat, agar orang lain dapat mencontoh dirinya.
- Melakukan Tindakan
Siswa setelah memnbuat keputusan maka
dia akan menerapkan keputusan yang sudah mereka ambil dalm kehidupan sehari – hari, seperti berangkat sekolah tepat waktu, bangun pagi, membantu orang
tua, belajar, beribadah, makan dan istirahat secara teratur dan sesuai waktunya
masing - masing, serta setiap kegiatan mendapatkan porsinya tersendiri, dan
tidak ada kegiatan yang dikorbankan karena melakukan kegiatan yang lain. Oleh
karena itu siswa akan menyadari betapa pentingnya melakukan tindakan secara
disiplin karena kedisiplinan awal dari
keberhasilan dan mengurangi rasa malas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar